ASSALAMUALAIKUM. WR.WB

Berjuang !
Sebuah tindakan yang kita butuhkan untuk mencapai masyarakat yang lebih baik, mempublikasi diri saya lewat dunia maya ini tak lain tak bukan, agar Dunia tahu apa yang sedang saya lakukan...apa yang saya kerjakan untuk PERUBAHAAN !
Saya butuh dukungan dari sahabat - sahabat yang membaca blog ini dalam rangka meningkatkan aktifitas dan produktifitas saya.
Saya bersyukur kepada Yang Maha Kuasa, saya terlahir dari keluarga yang sederhana..dari ayahnda yang bernama Sayed Abdul Rachman bin Sayed Usman dan ibunda yang bernama Syarifah Rodiah binti Tengku Sayed Umar yang mempunyai jiwa yang luar biasa...saya dilahirkan di Dumai pada hari Khamis, 19 Desember 1974, bintang Sagitarius, Shio Macan.
Saya telah menikah dengan Rr. Setyowati dan mempunyai 2 orang anak, anak pertama Sayed Aqbil Ruhullya Muntazhar , yang kedua Syarifah Risya Dara Saqueena (kelak yang melanjutkan perjuangan Ayahndanya) - SJR-

14 November 2007

KPUD Dilaporkan ke Polda

Minggu, 01/07/2007
JAKARTA(SINDO) – Dinilai banyak melakukan kecurangan,Komisi Pemilihan Umum Daerah (PKUD) DKI Jakarta kemarin dilaporkan ke Polda Metro Jaya. Mereka dilaporkan oleh LSM Pilkada Watch.

Laporan tersebut berisi dugaan kecurangan yang dilakukan KPUD DKI terkait pendataan daftar pemilih tetap (DPT). Koordinator Pilkada Watch Sayed Junaidi Rizaldi dan Litbang Pilkada Watch Dodi Yustiawan mengatakan terpaksa melaporkan KPUD karena lembaga tersebut dinilai banyak melakukan manipulasi data pemilih.

Menurut mereka,banyak daftar pemilih siluman (ghost voter) dalam DPT. Karena itu terlihat sangat janggal. ”Kami menemukan banyak ghost voter. Jika ini terus dibiarkan, akan potensial terjadinya konflik,”kata Sayed di Polda Metro Jaya,kemarin. Berdasarkan hasil pengawasan di sejumlah TPS di Jakarta Timur, jelas Sayed, pihaknya menemukan banyak kejanggalan dalam daftar pemilih.

Dia mencontohkan lima nama yang terpisah, padahal orangnya, alamat, hingga RT/RW-nya sama. Nama orang yang sudah meninggal pun ada yang masih tercantum sebagai pemilih.”Masih banyak kejanggalan yang ditemukan, seperti nama orang yang sudah lama pindah, tanggal lahir, dan sebagainya,”ujarnya. Pilkada Watch memperkirakan jumlah ghost voters yang tercantum dalam DPT di Jakarta Timur diperkirakan mencapai 30%. Itu belum di semua TPS di Jakarta. Sayed melihat kemungkinan adanya kelompok yang bermain sehingga banyak calon pemilih yang tidak jelas.

”Memang kami melihat kedua kandidat merasa dirugikan. Namun,saat ini PKS yang paling banyak kritis terhadap masalah ini,” jelasnya. Sayed menyadari KPUD DKI Jakarta masih memiliki banyak kelemahan karena baru kali pertama menyelenggarakan Pilkada secara langsung di Jakarta. Karena itu,dia mengaku khawatir terjadi konflik terbuka.

”Kami tidak mau terjadi benturan seperti pilkada yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia,” tandasnya. Meski Ketua KPUD DKI Jakarta Juri Ardiantoro memutuskan untuk tidak memperpanjang waktu pendaftaran,namun dia berharap setelah laporan ini KPUD DKI Jakarta kembali bersedia menambah waktu pendaftaran pemilih.Apalagi,ini untuk kebaikan masyarakat yang menginginkan pilkada yang jujur dan adil. Sayed juga meminta kepada polisi maupun Panitia Pengawas Pilkada (Panwasda) DKI Jakarta menindaklanjuti laporannya ini.

“Masih banyak kekeliruan yang dilakukan KPUD dalam menyelenggarakan pilkada,” ujarnya. Di bagian lain, empat orang yang mengaku sebagai kader PKS terpaksa berurusan dengan petugas kepolisian lantaran tertangkap tangan mengambil daftar pemilih tetap (DPT) yang terpasang di papan pengumuman di Kelurahan Pancoran, Jalan Pancoran Barat III,Jakarta Selatan.

Menurut petugas Satpol PP, Uus,30,peristiwa itu terjadi sekitar pukul 22.00 WIB. Salah seorang pelaku bernama Lukman Hakim kedapatan mencopot 20 dari 25 lembar DPT yang terpampang di papan pengumuman. Sebelumnya, Uus menduga Lukman bersama tiga rekannya hanya ingin membaca daftar nama- nama itu.

”Mereka langsung mencopot puluhan kertas yang dikaitkan kawat pada papan pengumuman dengan alasan mau difotokopi untuk disosialisasikan kepada warga,”terangnya. Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso meminta semua pihak bertindak bijaksana dalam melihat masalah tersebut.Menurutnya, selama ini KPUD Jakarta sudah bekerja maksimal. Karena itu, dia mengimbau masyarakat agar proaktif dalam masalah ini dan tidak menunggu petugas dari KPUD datang. (sucipto)

Tidak ada komentar:

KELUARGA Anugerah Yang Tiada Ternilai