JAKARTA--MIOL: KPUD DKI Jakarta dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Sabtu (30/6) oleh Pilkada Watch (PW) ke Polda Metro Jaya atas tuduhan menyelewengkan data pemilih.
Tercatat sebagai pelapor adalah Koordinator Litbang PW, Dodi Yustiawan. "Kita menemukan banyak sekali ghost voters, kalau ini dibiarkan bisa berpotensi konflik," kata Koordinator PW Sayed Junaidi Rizaldi seusai membuat laporan di Sentra Pelayanan Kepolisian Polda Metro.
Sayed mencontohkan di sejumlah TPS di Jaktim, pihaknya menemukan banyak kejanggalan dalam daftar pemilih. "Misalnya saja ada 5 nama terpisah padahal orangnya sama. Alamat hingga RT dan RW nya juga sama semua. Yang berbeda cuma no induknya saja," katanya seraya menunjukkan data pemilih yang ia peroleh dari sejumlah TPS.
Selain itu ada juga modus lain seperti nama orang meninggal yang masih terdaftar sebagai pemilih, nama orang yang sudah lama pindah, nama orang yang tanggal lahirnya janggal, dan sejumlah nama dengan nomor urut yang sama.
PW memperkirakan jumlah ghost voters mencapai sekitar 30% dari total pemilih yang terdaftar. "Dari data yang kita punya hanya sebagian kecil saja, dan merata hampir di semua TPS di Jakarta," kata Sayed.
Sayed mengatakan ada kemungkinan kelompok salah satu kandidat yang bermain sehingga banyak terdaftar pemilih yang tidak jelas. "Tapi saya lihat kedua kandidat merasa dirugikan. Memang PKS yang paling banyak 'teriak', tapi Pak Fauzi Bowo juga pernah mengatakan bahwa massanya banyak yang tidak terdaftar," paparnya.
Kemungkinan lain, kata Sayed, KPUD DKI Jakarta memang masih memiliki banyak kelemahan karena baru pertama kali menyelenggarakan Pilkada. Sayed khawatir, hal semacam ini menjadi peluang konflik terbuka.
"Coba lihat saja Pilkada-pilkada di daerah lain. Kita tidak mau hal semacam itu terulang di Jakarta," tandasnya. (*/OL-06) Penulis: Bagus BT. Saragih
www.media-indonesia.com/berita.asp?id=136876
Tidak ada komentar:
Posting Komentar