08/08/2007 - Irwan Nugroho - Detik.com
Jakarta - Serangan fajar sepertinya adalah hal biasa. Apalagi kala pemilu atau Pilkada akan digelar. Dan sudah menjadi rahasia umum pula kalau tradisi ini sulit untuk dihapuskan.
Tak terkecuali dalam pilkada DKI Jakarta yang dalam hitungan jam akan digelar. Dipastikan, bentuk rayuan kepada pemilih dengan membagi-bagikan barang tertentu menjelang pemilihan masih sulit diantisipasi.
"Bentuk-bentuk kecurangan seperti itu memang tidak diatur dalam UU. Hanya saja hal itu sangat bertentangan dengan moral dan etika politik," kata koordinator Pilkada Watch Sayed Junaidi Rizaldi saat dihubungi detikcom Rabu (8/8/2007).
Masyarakat pun hanya bisa diminta untuk berhati-hati bila bertemu dengan oknum yang melakukan bujuk rayu dengan imbalan tertentu untuk memilih salah satu calon.
"Sampai besok pagi masih ada. Di TPS, biasanya ketika seorang pemilih masuk, ada oknum yang sengaja membisikkan sesuatu," imbuh Sayed.
Sayed mencatat, bentuk-bentuk kecurangan seperti itu sudah terjadi sejak H-1. Dia mencontohkan seperti adanya pembagian beras bagi warga di RW 15 kelurahan Pademangan Barat, Jakarta Utara.
Kemudian, anjuran dari salah satu ketua umum partai melalui selebaran gelap di Jl Kerajinan II, Jakarta Barat.
"Masyarakat harus hati-hati. Jangan gara-gara dipengaruhi, 5 tahun ke depan Jakarta tidak berkembang," tandas Sayed. (irw/ndr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar